Review Film Horror Mantra Surugana - Netflix

review film horror mantra surugana netflix


Kali ini aku mau review film Mantra Surugana. Film ini sempat aku masukin ke daftar film yang ingin ditonton sejak beberapa bulan lalu tapi baru bisa aku tonton sekarang di platform Netflix.

Disclaimer dulu, aku gak biasa ngereview film, jadi harap maklum kalau ada review yang kurang lengkap. Review ini murni berdasarkan opini diri sendiri sebagai penonton film.

Sinopsis

Tantri, seorang mahasiswi baru yang mendapatkan beasiswa penuh harus tinggal di asrama kampus. Namun, Tantri merasakan hal-hal yang janggal saat menginjakkan kaki di asrama kampus, bahkan saat dia dalam perjalanan menaiki bus menuju asrama.

Tantri mendapatkan teman baru bernama Asta, Mahesa, Reza, dan Fey di asrama kampus.

Namun, pertemanan mereka berujung petaka ketika teman-teman baru Tantri terutama Asta, memaksa Tantri untuk memecahkan kasus hilangnya Arum dan Luki.

Review

review film horror mantra surugana netflix


Aku tertarik menonton film ini karena dia punya premis yang bagus, yaitu cerita tentang sebuah mantra yang bernama Surugana. Dimana mantra ini merupakan mantra Sunda kuno yang dipakai untuk menolak bala dan juga sebagai ekspresi do'a untuk meminta kesuburan, kesejahteraan, dan kedamaian.

Dari sebuah mantra Sunda kuno ini, dibuatlah sebuah film horror yang membuat si mantra jadi mantra jahat karena dipakai oleh orang yang punya niat jahat juga. Dan difilmnya sendiri mantra ini bisa membangkitkan sesosok iblis jahat.

Tapi, setelah aku tonton keseluruhan film aku memutuskan untuk beropini jujur dan ngasih rate film ini di 6/10. Terlalu kejam gak sih? Mudah-mudahan gak ya. Ini alasannya:

1. Latar dan waktu cerita tidak terlalu jelas

Jadi gak disebutin tuh kampus apa, jurusan apa, latar tempatnya dimana, dan waktunya kapan. Tapi memang ada beberapa petunjuk, kayak masih pakai radio jadul, dan hantunya pakai bahasa sunda. 
Meski memang ada scene dimana para tokoh lempar foto di grup messenger yang bikin aku mikir, berarti pakai hp nih, 2010-an ke atas lah ya. Tapi, yang jadi pikiran aku tuh, zaman itu emang orang masih pakai radio jadul?

2. Akting pemain kurang

Menurutku akting pemainnya agak kurang sih, kecuali Fergie Giovanna atau Asta. Akting dia dapet banget sih. Galaknya, depresinya, dinginnya, pas banget. Emang cocok juga sih sama mukanya. Kalau yang lain, bukannya jelek, cuma agak kurang aja.

3. Scene gak masuk akal

Ada scene yang menurutku gak masuk akal sih. Ini ada spoiler jadi silahkan di skip.

Scene yang menurutku gak masuk akal adalah saat kepala Mahesa tertusuk pecahan kaca. Kayak, kenapa gak panggil ambulan??? Kepala temennya kena kaca lho!!

Trus ada juga scene saat Tantri meratapi teman-temannya yang sekarat. Kenapa dialognya "guys, jangan tinggalin gue". Lah, itu mereka yang 1 ditusuk nadi lehernya, yang 1 ngegorok sendiri, udah pasti meninggoy lah. Kocak banget.

4. Dialog yang salah

Terakhir nih, ada dialog yang salah. Sedikit tapi bikin ketawa sih. Fatal gitu. Ini ada spoiler juga, jadi silahkan di skip.

Dialog yang salah ada di scene pas Arum kesurupan hantu Surugana. Ini beneran gagal serem sih. Kayak langsung "apaan sih anjir? Hantu kok typo"

Dialognya tuh kayak gini ".... nananaon" karena aku orang sunda jadi paham lah, harusnya "...nanaonan". Ini pas syuting gimana? Minimal paham sunda lah. 😅

Ekspektasiku awalnya tinggi sih sama film ini, tapi setelah nonton rasanya zonk banget. Masih mending KKN Di Desa Penari deh walaupun sampai dibikin 7 sekuel. 🤣

Cukup sekian review film kali ini. Mohon maaf jika review ini terlalu jujur, dan terima kasih. 🙏



Posting Komentar

0 Komentar