Judul : Journal of Terror - Titisan
Penulis : Sweta Kartika
Penerbit : Penerbit Clover
Tebal Buku : 352 Halaman
Namaku Sukma.Aku mampu melihat alam gaib, tapi aku tak bicara tentang makhluk-makhluk mistik biasa.Semesta gaib bukan hanya tentang hantu.Ada hal-hal yang lebih tabu, lebih tua dari usiaku.
Dan sudah sejak lama aku merasa bahwa kemampuanku disiapkan untuk tujuan tertentu.Tujuan yang mungkin lebih besar dari apa yang bisa kubayangkan.
Palasik, Makhluk Berwujud Kepala yang Haus Darah
Jika Prana mengemban misi awal untuk menyebrangkan arwah gadis cantik dengan penuh romansa dan melankolia, Sukma mengemban misi awal yang lebih menyeramkan dan menegangkan, yaitu memburu Palasik.
Dia mengincar janin yang baru tumbuh dari rahim atau bayi yang baru lahir. Kematian banyak janin dan bayi membuat Sukma geram.
Ditemani temannya bernama Damar, Sukma memulai petualangan menyeramkan memburu hantu Palasik ini. Digambarkan wujudnya berbentuk kepala kakek-kakek sebesar bus kota dengan seringai yang menyeramkan.
Pertarungan sengit Sukma dan hantu Palasik ini berakhir sengit.
Membaca bagian ini membuat aku berpikir, seharusnya Prana lho yang ada di posisi Sukma, dan Sukma yang ada di posisi Prana. Kok ya, ini Sukma yang keren dan pemberani malah seperti tertukar dengan Prana yang melankolia dan gampang pingsan lihat yang seram. Hahahaha.
Kembar, Titisan, Pusaka, dan Segala Teka Tekinya
Kalau kamu ngeh, judul headline diatas adalah judul series Journal of Terror. Yah, teka teki pertama adalah kembar. Ketika aku membaca buku kedua ini barulah semuanya terungkap. Tentang si kembar ini yang tadinya Prana dan Prapta (yang sudah duluan meninggal) ternyata tidak semerta-merta hanya meminjamkan mata astralnya.
Tentang titisan - yang mungkin kamu akan mulai menebak-nebak dengan hanya melihat covernya saja - tidak semerta-merta hanya sekedar titisan. Dan Pusaka yang disebut-sebut dari buku pertamanya juga bukan sekedar pusaka biasa.
Setelah aku membaca buku kedua ini, ternyata baru menjawab persoalan si kembar dan titisan ini saja. dan tidak tentang pusaka. Mungkin persoalan pusaka dan yang lainnya akan dijawab di buku ketiga.
Ada hal lain yang menjadi teka teki selain Pusaka ini. Yaitu tentang epilog dari buku pertama. Sebuah tanda yang disinyalir merupakan tanda para pemuja iblis. Semua itu berhubungan dengan misi besar yang akan Prana dan Sukma jalani. Misi yang sudah lebih dulu di susun oleh Kakek dan Nenek mereka.
Review Singkat Journal of Terror - Titisan
Aku bisa bilang, dibanding buku pertamanya, buku kedua ini lebih page turner. Mungkin karena banyak sekali teka teki yang muncul dari bab pertama yang membuat para pembaca bingung.
Di buku kedua memang mengkhususkan membahas Sukma, tapi tetap saja ada hubungan antara kedua buku ini. Kalau kamu mau baca dulu Titisan baru Kembar silahkan, kurasa ga akan terhalang oleh plot karena keduanya punya cerita unik sendiri. Tapi aku jamin, setelah membaca salah satu diantaranya, rasa penasaran kamu akan mengantarkan ke buku yang lainnya.
Narasi yang menggambarkan ketegangan dan detail lokasi, situasi, dan karakteristik makhluk menurutku sangat detail. Aku sampai terbayang si hantu Palasik ini. Aku bahkan membayangkan para penjaga yang ukuran dan bentuknya unik-unik. Kasarnya, bukan lagi hantu rendahan kayak yang biasanya ada di TV.
Setelah beres membaca ini, rasanya ingin meneror penulisnya untuk cepat-cepat merampungkan buku ketiganya yang berjudul Pusaka. Aku dibuat penasaran dengan tetek bengek pertakdiran yang benar-benar di luar nalar ini.
Ah iya, tanda pemuja iblis yang aku sebutkan diatas pernah muncul di komik Kemala. Sayang, aku ga bisa menunjukkannya karena aku ga punya komik fisiknya (aku bacanya di webtoon). Kalau kamu penasaran, silahkan kejar ke Webtoon dengan judul Kemala.
Mau lihat review buku sebelumnya? klik >> Journal of Terror #1
Untuk review buku lainnya bisa klik menu Books
Kerjasama review dan lainnya bisa email ke ikarireads@gmail.com
0 Komentar