Penulis : Hanum Rangga
Penerbit: Penerbit Republika
Tebal Buku: 318 Halaman
Manusia bilang di mana ada kehidupan, di situ ada harapan. Tapi bagiku, ruh yang telah dinasibkan di Lauhul Mahfudz, selama manusia memelihara harapan, maka aku akan selalu hidup.
Dari Alam Rahim, aku menyaksikan bagaimana kedua orangtuaku jatuh bangun memerolehku. Melewati puluhan terapi, menghadapi ratusan jarum suntik, sayatan pisau operasi, berkali inseminasi dan gagal bayi tabung, bahkan sampai harus melalui badai depresi.
Meski segala ilmu manusia akhirnya bertekuk lutut pada Pencipta Ilmu Segala Ilmu, kedua orangtuaku tak menyerah. Bahkan setelah ibu menjadi 'tak sempurna' karena upayanya.
Tahukah apa yang membuat Pencipta bisa Luluh pada hamba-Nya? Dengan segala usaha dan penyerahan diri sepenuhnya, akhirnya takdirku ke dunia dihantarkan oleh ribuan malaikat yang bersujud pada manusia-manusia yang sabar dan berupaya.
Inilah kisahku. I am Sarahza
Review Singkat Novel I am Sarahza
Jujur aku belum pernah baca buku lain dari Hanum dan Rangga, jadi ini buku pertama karya mereka yang aku baca.Menurutku buku ini lebih ke memoar ya dari pada novel. Karena isinya lebih ke perjuangannya Hanum dan Rangga untuk memperoleh anak. Berawal dari omongan "aku ga punya anak juga ga pa pa", mulailah berbagai ujian ini muncul termasuk ujian susah punya anak.
Terlihat perjuangan Hanum dan Rangga untuk memperoleh keturunan sedemikian sengit. Mengorbankan waktu dan materi sedemikian banyak, berulang kali gagal inseminasi di tanah air dan di luar negeri, berulang kali gagal bayi tabung juga. Sampai menuju puncak kepasrahan dari mba Hanum-nya sendiri.
Siapin tissue deh kalau sudah masuk ke bagian ini, karena rasa sedih, kecewa, susah payah tersampaikan persis kepada pembaca. Aku harus bersyukur karena aku sudah punya 1 anak dan itu ga sulit. Salut kepada Mas Rangga sebagai suami yang selalu ada untuk menguatkan dan menghibur istrinya.
Ada hal lain yang menarik di buku ini, buku ini ditulis dengan 3 sudut pandang yang berbeda. Sarahza yang melihat calon orang tuanya dari Lauhul Mahfuz, Mba Hanum, dan Mas Rangga.
Pelajaran yang bisa di ambil dari buku ini, berhati-hatilah dalam bertutur kata, pasrah dengan takdir dan tetap berdo'a, karena usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.
Terlihat perjuangan Hanum dan Rangga untuk memperoleh keturunan sedemikian sengit. Mengorbankan waktu dan materi sedemikian banyak, berulang kali gagal inseminasi di tanah air dan di luar negeri, berulang kali gagal bayi tabung juga. Sampai menuju puncak kepasrahan dari mba Hanum-nya sendiri.
Siapin tissue deh kalau sudah masuk ke bagian ini, karena rasa sedih, kecewa, susah payah tersampaikan persis kepada pembaca. Aku harus bersyukur karena aku sudah punya 1 anak dan itu ga sulit. Salut kepada Mas Rangga sebagai suami yang selalu ada untuk menguatkan dan menghibur istrinya.
Ada hal lain yang menarik di buku ini, buku ini ditulis dengan 3 sudut pandang yang berbeda. Sarahza yang melihat calon orang tuanya dari Lauhul Mahfuz, Mba Hanum, dan Mas Rangga.
Pelajaran yang bisa di ambil dari buku ini, berhati-hatilah dalam bertutur kata, pasrah dengan takdir dan tetap berdo'a, karena usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.
0 Komentar